bubble bubble

Selasa, Februari 5

Jalan-jalan ke Sangiran


     


Apa sih, yang pertama terlintas dalam pikiran kita, tentang kata ‘Sangiran’? Hmm.. mungkin bagi kita-kita yang sudah melewati masa-masa SMP pernah mendengarnya di pelajaran Sejarah ya? Tapi akan kurang menyenangkan kalau belum menginjakkan kaki ke TKP-nya langsung. Nah, beruntunglah bagi kita-kita yang sekolah di SMADA Jogja. Pada Kamis 31 Januari 2013 lalu, kami jauh-jauh dari Jogja untuk mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran. Wah, dilihat dari namanya aja udah keren sekali ya!?! Nah, untuk mengenal lebih dekat tentang Museum Manusia Purba Sangiran yang terkenal di seantero Indonesia bahkan dunia ini, saya akan bagi-bagi pengetahuan yang saya dapatkan disana.. Yukk, capcuss ajaa

LETAK KAWASAN SITUS PURBAKALA SANGIRAN


Secara astronomis, kawasan ini berada pada 7°24’ - 7°30’ LS dan 110°49’ - 110°53’ BT. Situs Sangiran ini sendiri memiliki luas kurang lebih 59 km2, yang secara geografis masuk ke dalam 2 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sragen (meliputi kecaman Gemolong,Kalijambe, dan Pelupuh) dan Kabupaten Karanganyar (meliputi kecamatan Gondangrejo)

SEJARAH SINGKAT SITUS PURBAKALA SANGIRAN


Siapa sih yang tidak mengenal si embah buyut ‘Von Koeningswald? Singkatnya, dialah yang menemukan fosil pertama kali di Sangiran ini pada tahun 1931 (dubz, Indonesia masih dijajah Belanda nih). Fosil pertama yang ia temukan masih berupa artefak batu. Barulah setelah selang lamaaa sekali  banyak peneliti dari mancanegara datang ke Situs Sangiran ini, sekitar tahun 60-an, penelitian-penelitian lebih lanjut mulai dilakukan oleh professor-professor dari Indonesia sendiri. Bertahun-tahun selanjutnya, pada tahun 1974, didirikanlah Museum Pleistosen oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 3 tahun kemudian, tepatnya pada 15 Maret 1977, Situs Sangiran ditetapkan sebagai area Cagar Budaya oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Indonesia saat itu.  Nah, pada tanggal 1 Agustus 1988, Museum Pleistosen ini berganti nama menjadi Museum Purbakala Sangiran. Keren sekali ya! Lebih kerennya lagi, pada tanggal 5 Desember 1996, Situs Sangiran ini mendapat gelar sebagai Warisan Cagar Budaya Dunia nomor 593 oleh UNESCO. Wah, jadi tambah bangga deh jadi anak Indonesia xD. Yang terakhir kali ini, pada tanggal 15 Desember 2011, Museum ini berganti nama menjadi Museum Manusia Purba Sangiran.  

KENAPA BANYAK FOSIL DITEMUKAN DI SANGIRAN YA?
salah satu ilustrasi manusia purba 
di sangiran

Kapak Perimbas

Pertanyaan ini mungkin banyak timbul dari benak para pelajar. Kenapa sih, banyak sekali organisme maupun artefak manusia purba banyak ditemukan di Sangiran? padahal, di daerah Indonesia lainnya banyak daerah subur penghasil makanan juga. Alasan-alasan yang cukup logis atas pertanyaan diatas, mungkin dpt dijawab seperti ini;
1.       Pertama, lingkungan alam di Sangiran sangat cocok dan mendukung proses fosilisasi
2.       Pada 500 ribu-100 ribu tahun yang lalu, situs Sangiran ini merupakan kawasan padang rumput yang sangat subur, dan dekat dengan lembah sungai. Oleh karena itu, banyak hewan maunpun manusia purba yang menetap di kawasan ini
3.       Pada sekitar 100 ribu tahun yang lalu, terjadi erupsi Gunung berapi purba yang mungkin sangat dahsyat, sehingga menutup situs Sangiran ini, dan mengubur semua yang ada didalamnya, hingga membatu dan membentuk fosil hingga saat ini

JENIS-JENIS MAKHLUK HIDUP YANG PERNAH HIDUP DI SANGIRAN
gagahnyaaaaa....

Menurut pemandu kami disana, secara garis besar, makhluk hidup di Sangiran dapat di bedakan menjadi beberapa jenis
a.       Fosil-fosil binatang laut. Mungkin banyak yang belum tahu kalau sebenarnya, Sangiran pada masa Purba dahulu adalah hamparan lautan. Namun, akibat aktivitas Geologi berupa letusan gunung berapi, seperti gunung Lawu, Merapi, dan Merbabu purba, Sangiran menjadi daratan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah di Sangiran yang berbeda dengan di daerah lain. Dan fosil-fosil aneka binatang laut banyak ditemukan di lapisan tanah paling bawah,yang dulu merupakan hamparan lautan
b.      Fosil-fosil binatang air tawar/ vertebrata. Hewan hewan ini meliputi kura-kura, buaya, kepiting, dan sebagainya
c.       Fosil-fosil binatang vertebrata (hewan bertulang belakang), seperti kerbau purba, gajah sangiran (Mastodon, Stegodon, Elephos) dsb
d.      Fosil aneka tumbuhan. Fosil kayu, cetakan daun yang telah membatu, dan lain sebagainya
e.      Aneka macam fosil manusia purba. Nah, mungkin di Sangiran ini terkenal dengan fosil Pithecanthropus Erectus nya ya? Namun, ternyata ada beberapa jenis lagi manusia purba yang ditemukan di Sangiran. Coba kita lihat
f.        . Nah, mungkin di Sangiran ini terkenal dengan fosil Pithecanthropus Erectus nya ya? Namun, ternyata ada beberapa jenis lagi manusia purba yang ditemukan di Sangiran. Coba kita lihat
·         Yang pertana adalah jenis Ramapitheus. Yang satu ini hidup pada sekitar 15 juta tahun yang lalu *wow!* tingginya hanya sekitar 135 cm, dengan volume otak kurang lebih sekitar 550 cc. Ia makan tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian, yang tentu saja belum dimasak terlebih dahulu. Hidup mereka masih berpindah-pindah untuk menemukan makanan dan hidupnya berkelompok
·         Kemudian ada Australopitheus. Hidupnya sekitar 5-2 juta tahun yang lalu. Berjalannya menggunakan kaki, tapi belum tegak ya. Tinggi untuk setiap jenis kelamin juga berbeda ternyata. Untuk yang wanita, tingginya sekitar 145 cm, dan untuk para pria, sekitar 165 cm. makanannya sudah berupa daging. *tapi mentah* dan memiliki volume otak yang lebih berkembang, yaitu sebesar 600 sampai 700 cc
·         Homo Habilis. Ada sekitar 2 juta tahun yang lalu, dengan tinggi mencapai 145 cm. makannya masih daging. Volume otak sekitar 650 cc
·         Homo Erectus. Hidupnya sekitar 1,5 juta sampai 100 ribu tahun yang lalu. Volume otak mencapai 1000 cc sampai 1350 cc. makan daging dan biji tumbuhan yang sudah dimasak. Yang menarik tentang Homo Erectus ini adalah, mereka punah secara tiba-tiba dari muka bumi ini tanpa jejak sedikitpun. Dan banyak penelitian tentang penyebab punahnya Homo erectus ini, diantaranya karena hujan meteor di Madagascar, Australia, dan Indonesia, Erupsi Gunung Berapi, perubahan lingkungan yang semula subur menjadi tandus, ataupun karena menyebarnya Homo Sapiens sekitar 100 ribu- 15 ribu tahun yang lalu
·         Homo Sapiens. Manusia modern ini mulai berkembang sekitar 200 ribu-15 ribu tahun yang lalu, dengan volume otak sudah mencapai 1400 cc

METODE PENENTUAN UMUR FOSIL DI SANGIRAN
Di Sangiran ini, ada 2 metode yang kerap kali digunakan untuk penentuan umur masing-masing fosil, baik organisme maupun artefak manusia purba
a.       Metode Absolut: metode ini menggunakan bahan kimia C14 untuk menentukan umur fosil. Menurut pemandu kami di sana, metode ini jarang digunakan, karena biayanya relative mahal
b.      Metode Kira-kira : jangan dikira metode kira-kira ini remeh ya, karena caranya bukan hanya dilihat-lihat fosilnya kemudian kita bisa menentukan umurnya. Tapi, metode kira-kira ini tetap ada aturannya, yakni dengan cara menentukan lapisan tanah. Metode ini kerap kali digunakan, karena biayanya lebih murah daripada metode absolute.






Kios baju di depan Sangiran
    Berkunjung ke Sangiran merupakan salah satu pengalaman unik tersendiri bagi saya. Atau setidaknya menjawab beberapa pertayaan saya tentang kehidupan masa lampau. Keadaan Museumnya bersih, dingin dan sangat mendukung keingintahuan pengunjung ketika disana. Di depan museum pun telah berjejeran pedagang penjual souvenir khas sangiran, maupun pedagang penjual makanan dan minuman. Kawasannya sekitarnya yang masih asri juga dapat merelaksasikan pikiran pengunjung museum dari hiruk pikuk kehidupan di kota. Jadi, tidak ada salahnya kok, kita belajar dari kehidupan masa lampau di Museum Manusia Purba Sangiran ini. Karena untuk menambah ilmu pengetahuan, tidak perlu biaya mahal kan?
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar