Apa sih, yang pertama terlintas dalam pikiran kita, tentang
kata ‘Sangiran’? Hmm.. mungkin bagi kita-kita yang sudah melewati masa-masa SMP
pernah mendengarnya di pelajaran Sejarah ya? Tapi akan kurang menyenangkan
kalau belum menginjakkan kaki ke TKP-nya langsung. Nah, beruntunglah bagi
kita-kita yang sekolah di SMADA Jogja. Pada Kamis 31 Januari 2013 lalu, kami
jauh-jauh dari Jogja untuk mengunjungi Museum
Manusia Purba Sangiran. Wah, dilihat dari namanya aja udah keren sekali
ya!?! Nah, untuk mengenal lebih dekat tentang Museum Manusia Purba Sangiran
yang terkenal di seantero Indonesia bahkan dunia ini, saya akan bagi-bagi pengetahuan yang saya dapatkan disana.. Yukk, capcuss ajaa
LETAK KAWASAN SITUS PURBAKALA SANGIRAN
Secara astronomis, kawasan ini berada pada 7°24’ - 7°30’ LS
dan 110°49’ - 110°53’ BT. Situs Sangiran ini sendiri memiliki luas kurang lebih
59 km2, yang secara geografis masuk ke dalam 2 kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kabupaten Sragen (meliputi kecaman Gemolong,Kalijambe, dan
Pelupuh) dan Kabupaten Karanganyar (meliputi kecamatan Gondangrejo)
SEJARAH SINGKAT SITUS PURBAKALA SANGIRAN
Siapa sih yang tidak mengenal si embah buyut ‘Von
Koeningswald? Singkatnya, dialah yang menemukan fosil pertama kali di Sangiran
ini pada tahun 1931 (dubz, Indonesia masih dijajah Belanda nih). Fosil pertama
yang ia temukan masih berupa artefak batu. Barulah setelah selang lamaaa sekali
banyak peneliti dari mancanegara datang
ke Situs Sangiran ini, sekitar tahun 60-an, penelitian-penelitian lebih lanjut
mulai dilakukan oleh professor-professor dari Indonesia sendiri. Bertahun-tahun
selanjutnya, pada tahun 1974, didirikanlah Museum Pleistosen oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. 3 tahun kemudian, tepatnya pada 15 Maret 1977, Situs
Sangiran ditetapkan sebagai area Cagar Budaya oleh Menteri Kebudayaan dan
Pendidikan Indonesia saat itu. Nah, pada
tanggal 1 Agustus 1988, Museum Pleistosen ini berganti nama menjadi Museum
Purbakala Sangiran. Keren sekali ya! Lebih kerennya lagi, pada tanggal 5
Desember 1996, Situs Sangiran ini mendapat gelar sebagai Warisan Cagar Budaya Dunia nomor 593 oleh UNESCO. Wah, jadi tambah
bangga deh jadi anak Indonesia xD. Yang terakhir kali ini, pada tanggal 15
Desember 2011, Museum ini berganti nama menjadi Museum Manusia Purba Sangiran.
KENAPA BANYAK FOSIL DITEMUKAN DI SANGIRAN YA?
|
salah satu ilustrasi manusia purba |
| di sangiran |
|
Kapak Perimbas
|
Pertanyaan ini mungkin banyak timbul dari benak para
pelajar. Kenapa sih, banyak sekali organisme maupun artefak manusia purba
banyak ditemukan di Sangiran? padahal, di daerah Indonesia lainnya banyak
daerah subur penghasil makanan juga. Alasan-alasan yang cukup logis atas
pertanyaan diatas, mungkin dpt dijawab seperti ini;
1.
Pertama, lingkungan alam di Sangiran sangat
cocok dan mendukung proses fosilisasi
2.
Pada 500 ribu-100 ribu tahun yang lalu, situs
Sangiran ini merupakan kawasan padang rumput yang sangat subur, dan dekat
dengan lembah sungai. Oleh karena itu, banyak hewan maunpun manusia purba yang
menetap di kawasan ini
3.
Pada sekitar 100 ribu tahun yang lalu, terjadi
erupsi Gunung berapi purba yang mungkin sangat dahsyat, sehingga menutup situs
Sangiran ini, dan mengubur semua yang ada didalamnya, hingga membatu dan
membentuk fosil hingga saat ini
JENIS-JENIS MAKHLUK HIDUP YANG PERNAH HIDUP DI SANGIRAN
|
gagahnyaaaaa.... |
Menurut pemandu kami disana, secara garis besar, makhluk
hidup di Sangiran dapat di bedakan menjadi beberapa jenis
a.
Fosil-fosil binatang laut. Mungkin banyak yang
belum tahu kalau sebenarnya, Sangiran pada masa Purba dahulu adalah hamparan
lautan. Namun, akibat aktivitas Geologi berupa letusan gunung berapi, seperti
gunung Lawu, Merapi, dan Merbabu purba, Sangiran menjadi daratan. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah di Sangiran yang berbeda dengan
di daerah lain. Dan fosil-fosil aneka binatang laut banyak ditemukan di lapisan
tanah paling bawah,yang dulu merupakan hamparan lautan
b.
Fosil-fosil binatang air tawar/ vertebrata.
Hewan hewan ini meliputi kura-kura, buaya, kepiting, dan sebagainya
c.
Fosil-fosil binatang vertebrata (hewan bertulang
belakang), seperti kerbau purba, gajah sangiran (Mastodon, Stegodon, Elephos)
dsb
d.
Fosil aneka tumbuhan. Fosil kayu, cetakan daun
yang telah membatu, dan lain sebagainya
e.
Aneka macam fosil manusia purba. Nah, mungkin di
Sangiran ini terkenal dengan fosil Pithecanthropus
Erectus nya ya? Namun, ternyata ada beberapa jenis lagi manusia purba yang
ditemukan di Sangiran. Coba kita lihat
f.
. Nah, mungkin di Sangiran ini terkenal dengan
fosil Pithecanthropus Erectus nya ya? Namun, ternyata ada beberapa jenis lagi
manusia purba yang ditemukan di Sangiran. Coba kita lihat
·
Yang pertana adalah jenis Ramapitheus. Yang satu ini hidup pada sekitar 15 juta tahun yang
lalu *wow!* tingginya hanya sekitar 135 cm, dengan volume otak kurang lebih
sekitar 550 cc. Ia makan tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian, yang tentu saja belum
dimasak terlebih dahulu. Hidup mereka masih berpindah-pindah untuk menemukan
makanan dan hidupnya berkelompok
·
Kemudian ada Australopitheus. Hidupnya sekitar 5-2 juta tahun yang lalu.
Berjalannya menggunakan kaki, tapi belum tegak ya. Tinggi untuk setiap jenis
kelamin juga berbeda ternyata. Untuk yang wanita, tingginya sekitar 145 cm, dan
untuk para pria, sekitar 165 cm. makanannya sudah berupa daging. *tapi mentah*
dan memiliki volume otak yang lebih berkembang, yaitu sebesar 600 sampai 700 cc
·
Homo
Habilis. Ada sekitar 2 juta tahun yang lalu, dengan tinggi mencapai 145 cm.
makannya masih daging. Volume otak sekitar 650 cc
·
Homo
Erectus. Hidupnya sekitar 1,5 juta sampai 100 ribu tahun yang lalu. Volume otak
mencapai 1000 cc sampai 1350 cc. makan daging dan biji tumbuhan yang sudah
dimasak. Yang menarik tentang Homo Erectus ini adalah, mereka punah secara
tiba-tiba dari muka bumi ini tanpa jejak sedikitpun. Dan banyak penelitian
tentang penyebab punahnya Homo erectus ini, diantaranya karena hujan meteor di
Madagascar, Australia, dan Indonesia, Erupsi Gunung Berapi, perubahan
lingkungan yang semula subur menjadi tandus, ataupun karena menyebarnya Homo
Sapiens sekitar 100 ribu- 15 ribu tahun yang lalu
·
Homo
Sapiens. Manusia modern ini mulai berkembang sekitar 200 ribu-15 ribu tahun
yang lalu, dengan volume otak sudah mencapai 1400 cc
METODE PENENTUAN UMUR FOSIL DI SANGIRAN
Di Sangiran ini, ada 2 metode yang kerap kali digunakan
untuk penentuan umur masing-masing fosil, baik organisme maupun artefak manusia
purba
a.
Metode
Absolut: metode ini menggunakan bahan kimia C14 untuk menentukan umur
fosil. Menurut pemandu kami di sana, metode ini jarang digunakan, karena
biayanya relative mahal
b.
Metode
Kira-kira : jangan dikira metode kira-kira ini remeh ya, karena caranya
bukan hanya dilihat-lihat fosilnya kemudian kita bisa menentukan umurnya. Tapi,
metode kira-kira ini tetap ada aturannya, yakni dengan cara menentukan lapisan
tanah. Metode ini kerap kali digunakan, karena biayanya lebih murah daripada
metode absolute.
|
Kios baju di depan Sangiran |
Berkunjung ke Sangiran merupakan salah satu pengalaman unik
tersendiri bagi saya. Atau setidaknya menjawab beberapa pertayaan saya tentang
kehidupan masa lampau. Keadaan Museumnya bersih, dingin dan sangat mendukung
keingintahuan pengunjung ketika disana. Di depan museum pun telah berjejeran
pedagang penjual souvenir khas sangiran, maupun pedagang penjual makanan dan
minuman. Kawasannya sekitarnya yang masih asri juga dapat merelaksasikan
pikiran pengunjung museum dari hiruk pikuk kehidupan di kota. Jadi, tidak ada salahnya kok, kita belajar dari kehidupan masa lampau di Museum Manusia Purba Sangiran ini. Karena untuk menambah ilmu pengetahuan, tidak perlu biaya mahal kan?