Nenek moyang
bangsa Indonesia telah memiliki peradaban adiluhung di masa silam. Kenyataan
itu dapat dicermati dari berbagai artefak peninggalan mereka. Menurut
dr.Brandes, pada zaman nirleka saja (zaman sebelum mengenal tulisan), nenek
moyang kita setidaknya telah memiliki 10 unsur-unsur kebudayaan asli bangsa
Indonesia, diantaranya; bercocok tanam, seni wayang, seni gamelan, seni
membatik-menenun, system macapat, alat tukar dalam perdagangan, membuat
barang-barang dari logam, kemampuan berlayar dan astronomi sederhana, dan
susunan masyarakat yang sudah teratur.
Sumber: id.wikipedia.org |
Jika kita mencoba menengok ke
masa lampau, banyak sekali karya-karya mengagumkan yang dibuat oleh nenek
moyang kita. Tak usah jauh-jauh, di Pulau Jawa saja, kita ambil contoh Candi
Borobudur. Jika kita melihat struktur
candi nya, maka yang akan terbayang dalam otak kita mungkin adalah sesuatu rumit,
kompleks, dan elegan. Dan tahukah kamu, bahwa Candi Borobudur dibangun dibawah
pimpinan arsitek Gunadarma pada masa Dinasti Syailendra, antara abad ke-8 dan
ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum
katedral-katedral agung di Eropa dibuat. Yang lebih mengagumkan lagi, candi
Borobudur tersusun seperti puzzle raksasa yang berasal dari 2 juta balok
batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock). Paku, semen, atau alat perekat lainnya sama
sekali tak dibutuhkan dalam pembuatannya. Hebat! Cobalah kita renungkan
sejenak. Tanpa computer atau serba-serbi gadget
kecanggihan, tanpa alat ukur dan sistem perhitungan modern, bangunan megah nan
agung itu tercipta di suatu tempat di Pulau Jawa, jauh dari pusat-pusat
peradaban terkenal dunia. Bahkan, dengan kecanggihan yang ada pada masa
sekarang ini, untuk membuat bangunan yang sama seperti Candi Borobudur, rupanya
cukup sulit dilakukan. Sungguh mengagumkan benar nenek moyang kita.
antrean bursa kerja mengular |
Nenek moyang kita merupakan
orang-orang yang cerdas, terbukti dengan berbagai penemuan artefak yang
mengagumkan. Namun, karena kita terlalu lama dijajah oleh bangsa asing, telah
merubah cara berfikir bangsa kita. Kita
menjadi bangsa yang hanya sukanya diperintah. Hal ini terbukti dengan tiap tahun
masih kita temui lulusan mahasiswa berbondong-bondong antri puluhan meter di
pintu loket bursa kerja, ataupun bisa kita lihat dengan berjubelnya TKI yang
ingin mengadu nasib di negeri orang. Jadi apa? Ya pembantu,pesuruh, dsb. Jika
dibandingkan dengan beberapa negara maju di dunia, jumlah entrepreneur atau
wirausahawan di Indonesia tergolong masih rendah. Terbukti, dari 231,83 juta
jiwa penduduk Indonesia, baru 4,6 juta saja yang berwirausaha. Para orang tua pun demikian. Memasukkan
anak-anaknya ke Perguruan Tinggi elit, menghabiskan biaya ratusan juta, dengan
harapan anaknya menjadi pegawai dengan gaji besar.
Jadi, sebagai generasi muda masa
sekarang, kita harus bisa belajar dari sejarah masa lampau. Kita harus sadar
bahwa nenek moyang kita adalah para penemu, perintis, dan pembangun karya-karya
yang luar biasa. Kita pernah menjadi bangsa yang besar, yang menguasai seluruh
nusantara dengan armada laut yang kuat. Kita pernah menjelajahi 1/3 bumi ini,
dengan kapal Jung Jawa pada masa Kerajaan Sriwijaya dulu, sebelum Cheng Ho dan
Colombus memulainnya. Kewajiban kita adalah melanjutkan kerja keras mereka.
pertama-tama, ubah dulu mainset kita. Setelah mengubah mainset, kita harus ubah
cita-cita kita. Cita-cita kita sebagai pemuda terpelajar harus besar, inovatif,
dan berkelanjutan. Dengan demikian,
bukan tidak mungkin, kita bisa menjadi Negara maju di masa mendatang. Memang
terkadang, kita harus belajar dari sejarah, untuk membuat sejarah yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar