bubble bubble

Rabu, Februari 13

BELAJAR DARI MASA LAMPAU



Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki peradaban adiluhung di masa silam. Kenyataan itu dapat dicermati dari berbagai artefak peninggalan mereka. Menurut dr.Brandes, pada zaman nirleka saja (zaman sebelum mengenal tulisan), nenek moyang kita setidaknya telah memiliki 10 unsur-unsur kebudayaan asli bangsa Indonesia, diantaranya; bercocok tanam, seni wayang, seni gamelan, seni membatik-menenun, system macapat, alat tukar dalam perdagangan, membuat barang-barang dari logam, kemampuan berlayar dan astronomi sederhana, dan susunan masyarakat yang sudah teratur.
Sumber: id.wikipedia.org
 Jika kita mencoba menengok ke masa lampau, banyak sekali karya-karya mengagumkan yang dibuat oleh nenek moyang kita. Tak usah jauh-jauh, di Pulau Jawa saja, kita ambil contoh Candi Borobudur.  Jika kita melihat struktur candi nya, maka yang akan terbayang dalam otak kita mungkin adalah sesuatu rumit, kompleks, dan elegan. Dan tahukah kamu, bahwa Candi Borobudur dibangun dibawah pimpinan arsitek Gunadarma pada masa Dinasti Syailendra, antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa dibuat. Yang lebih mengagumkan lagi, candi Borobudur tersusun seperti puzzle raksasa yang berasal dari 2 juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock).  Paku, semen, atau alat perekat lainnya sama sekali tak dibutuhkan dalam pembuatannya. Hebat! Cobalah kita renungkan sejenak. Tanpa computer atau serba-serbi gadget kecanggihan, tanpa alat ukur dan sistem perhitungan modern, bangunan megah nan agung itu tercipta di suatu tempat di Pulau Jawa, jauh dari pusat-pusat peradaban terkenal dunia. Bahkan, dengan kecanggihan yang ada pada masa sekarang ini, untuk membuat bangunan yang sama seperti Candi Borobudur, rupanya cukup sulit dilakukan. Sungguh mengagumkan benar nenek moyang kita.
antrean bursa kerja mengular
Nenek moyang kita merupakan orang-orang yang cerdas, terbukti dengan berbagai penemuan artefak yang mengagumkan. Namun, karena kita terlalu lama dijajah oleh bangsa asing, telah merubah  cara berfikir bangsa kita. Kita menjadi bangsa yang hanya sukanya diperintah. Hal ini terbukti dengan tiap tahun masih kita temui lulusan mahasiswa berbondong-bondong antri puluhan meter di pintu loket bursa kerja, ataupun bisa kita lihat dengan berjubelnya TKI yang ingin mengadu nasib di negeri orang. Jadi apa? Ya pembantu,pesuruh, dsb. Jika dibandingkan dengan beberapa negara maju di dunia, jumlah entrepreneur atau wirausahawan di Indonesia tergolong masih rendah. Terbukti, dari 231,83 juta jiwa penduduk Indonesia, baru 4,6 juta saja yang berwirausaha. Para orang tua pun demikian. Memasukkan anak-anaknya ke Perguruan Tinggi elit, menghabiskan biaya ratusan juta, dengan harapan anaknya menjadi pegawai dengan gaji besar.
Jadi, sebagai generasi muda masa sekarang, kita harus bisa belajar dari sejarah masa lampau. Kita harus sadar bahwa nenek moyang kita adalah para penemu, perintis, dan pembangun karya-karya yang luar biasa. Kita pernah menjadi bangsa yang besar, yang menguasai seluruh nusantara dengan armada laut yang kuat. Kita pernah menjelajahi 1/3 bumi ini, dengan kapal Jung Jawa pada masa Kerajaan Sriwijaya dulu, sebelum Cheng Ho dan Colombus memulainnya. Kewajiban kita adalah melanjutkan kerja keras mereka. pertama-tama, ubah dulu mainset kita. Setelah mengubah mainset, kita harus ubah cita-cita kita. Cita-cita kita sebagai pemuda terpelajar harus besar, inovatif, dan berkelanjutan.  Dengan demikian, bukan tidak mungkin, kita bisa menjadi Negara maju di masa mendatang. Memang terkadang, kita harus belajar dari sejarah, untuk membuat sejarah yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar